MedanSumut, porosinformasi.co.id-Gerakan Pemuda Ansor Kota Medan berbagi takjil kepada pengunjung Capital dan pengendara yang melintas di sekitaran. Selasa, (04/5/2021) Aksi berbagi paket takjil ini adalah bentuk peringatan kepada pengusaha-pengusaha hiburan malam untuk lebih menghormati bulan ramadhan ini. "Saya dan seluruh jajaran pengurus Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Medan Harta(Assets) perusahaan berupa uang tunai (Cash) bertambah, disertai dengan penambahan dalam modal pemilik (Capital) masing-masing sebesar Rp 20.000.000,00. Keadaan posisi keuangan perusahaan dalam bentuk persamaan akuntansi tampak sebagai berikut (dalam ribuan). akhirnyaberhasil bikin mewek kak nana nya ^^#Soho#sohocapitalbuilding#medankomen di bawah untuk saling padamkan tombol merah Building1, floor: 8; Luas 112 m2, lantai marmer, ceiling tinggi; 2 bed rooms + 1 maid bed room, 1 bath room, 1 shower room + 1 maid shower room; Advantage dibanding unit2 lain di apartment: BUKA PINTU ADA FOYER JADI LIVING ROOM TIDAK LANGSUNG TERLIHAT; Unit balcony: menghadap ke gedung WALIKOTA JAKSEL; Lokasi strategis antara BLOK M - Kemang ClasicalKaroke Capital Building 0.00 Miles Away; Tanah Garapan Klambir V 0.10 Miles Away; Rutan Tanjung Gusta 0.10 Miles Away; Lapas Wanita Kls 2A Medan 0.10 Miles Away; SDS.PAB 15 0.10 Miles Away; Idi Aceh Timur tanjung pura 0.11 Miles Away Addressof @capital building, submit your review or ask any question, search nearby places on map. Taipan Restoran - Capital Building, Jl. Putri Hijau, Medan 15m. Soho Restaurant | Winepost | Club 16m. Soho Restaurant 20m. KTV Classical Capital Building 22m. Classical karoke Cap Building 28m. Ada6 aspek yang harus dipertimbangkan dalam pemberian kredit, yaitu : character, collateral, condition, capacity, capital, dan area. Untuk memutuskan apakah seorang nasabah layak mendapatkan Seharusnya Pemko Medan dan aparat kepolisian mampu mengatasi permasalahan Capital Building. Isu Miring terhadap Capital Building harus segera ditindak lanjut. Hal ini sangat meresahkan penulis dan masyarakat Kota Medan yang akan terkena imbasnya langsung jika terjadi pembiaran terus menerus terhadap aktivitas maksiat terus terjadi di lokasi VZOxI. Chinese Wedding Organizer Percayakan perencanaan Event / Wedding anda kepada kami Entertainment yang siap memberikan segala informasi dari awal hingga akhir acara , beserta dengan segala persiapan hingga perlengkapan acara. Untuk informasi lebih lengkap , Hubungi Lim Call 082361171800 Whatsapp Instagram Inviteplanner Le Carrefour de Québec Le boulevard des Capucins commence à se refaire une beauté. La firme Quinzhee architecture vient d’annoncer Franky, un projet de 24 unités de logements avec un rez-de-chaussée commercial, sans stationnement. L’immeuble sera situé au 550 boulevard des Capucins. Les logements seront pour la plupart des 3½ et des 4½. Selon ce qui est prévu, la construction devrait débuter à l’automne 2022, et les logements devraient pouvoir être occupés en juillet 2023. L’architecte fondateur de Quinzhee Architecture, Guillaume Fafard, voit dans ce secteur un fort potentiel de développement. En ce moment, ce n’est pas agréable pour les piétons de circuler sur le boulevard des capucins. Il y a beaucoup de voitures et elles roulent assez rapidement. En bâtissant des logements, ça va faire une présence humaine qui permettra déjà de réduire un peu le trafic », explique-t-il. Malgré la proximité avec l’incinérateur, l’architecte considère qu’il serait aussi envisageable de créer un milieu de vie très agréable à cet endroit. Pour l’instant, il faut penser dos à l’incinérateur. Le Vieux-Limoilou, juste derrière, est un quartier magnifique. De l’autre côté de la rue, si j’étais la Ville, je permettrais du six étages, ce qui permettrait de couper la vue. Derrière, on pourrait même faire des murs végétalisés, et ça ferait peut-être en sorte d’améliorer non seulement l’environnement visuel, mais aussi, si ça se trouve, la qualité de l’air », dit Guillaume Fafard. Des idées, il y en a. Il faut seulement que des propriétaires osent acquérir ces terrains, ou en faire quelque chose », ajoute-t-il. Stationnement Le fondateur de Quinzhee architecture ne cache pas son sentiment à l’endroit du nombre minimal de cases de stationnements habituellement exigé par la ville. Ça ralenti des projets, et ça décourage des promoteurs. Il faut parfois attendre 4 mois avant d’avoir l’autorisation de faire moins de stationnements que le prévoit le règlement de la ville. Pour des projets qui prendraient en tout 6 mois, c’est inacceptable », souffle-t-il. En outre, Guillaume Fafard croit qu’en fixant un nombre minimal de case de stationnements, la Ville encourage les gens à se déplacer en voiture, et que cela se fait au détriment d’autres modes de transport. Il y a un dicton qui dit build it, it twill come. C’est sûr que si on aménage des espaces de stationnement, il y aura des autos. Je suis d’avis qu’on pourrait exiger des nouveaux bâtiments un nombre minimal de stationnements pour vélo, et que cela encouragerait le transport actif », dit-il avec enthousiasme. Ce genre de mesure pourrait aussi avoir un effet sur le coût des logements, pense l’architecte. Dans le cas du projet Franky sur des Capucins, on aurait pu faire neuf cases de stationnement en souterrain. Ça aurait coûté 300 000$, et c’est l’ensemble des résidents de l’immeuble qui se seraient partagé la facture », fait-il valoir. L’article Oleh M. Alwi Hasbi Silalahi sentralberitaMedan~Beberapa waktu yang lalu di Ibukota Indonesia Jakarta, Gubernur Anies Baswedan menghentikan secara total aktivitas hotel Alexis yang terletak di kawasan Jakarta Utara. Penutupan itu sontak mengagetkan masyarakat Indonesia khususnya Jakarta, pasalnya Hotel yang di launching pada tahun 2006 silam sudah beberapa kali dikabarkan akan ditutup, namun pada masa Anies memimpin baru dapat terealisasi. Hotel Alexis yang di cap sebagai Surga Dunia itu diduga menjadi sarang aktivitas prostitusi, peredaran narkoba hingga tempat perjudian. Oleh karena itu keberadaan hotel yang juga berisi diskotik hingga panti pijat ini kian meresahkan masyarakat Jakarta. Di Sumatera Utara sebenarnya ada hotel yang aktivitas didalamnya menyerupai Alexis di Jakarta. Ialah Capital Building yang berlokasi di Jalan Putri Hijau Medan, gedung mewah itu juga dianggap sebagai surga dunia yang ada di wilayah Sumatera Utara. Pada tahun 2015 misalkan, penggerebekan pernah terjadi di Capital Building ini oleh pihak kepolisian. Hebatnya yang melakukan penggerebekan ini langsung dilakukan oleh Markas Besar Mabes Polri dari Jakarta. Dari proses penggerebekan itu, kepolisian mengamankan setidaknya 29 Pekerja Seks Komersial PSK yang beberapa diantaranya didatangkan dari mancanegara. Bukan hanya itu, seperti yang dituliskan pada 21 Juni 2018 yang lalu, Capital Building juga merupakan salah satu tempat perjudian dan peredaran narkoba di Sumatera Utara. Sumut Bermartabat Sejak penggerebekan di tahun 2015 seperti yang dituliskan diatas, gedung Capital Building hingga hari ini terus di cap sebagai lokasi maksiat yang ada di Kota Medan. Hal ini tentu menciderai citra Sumatera Utara, apalagi saat ini Gubernur Sumut Edi Rahmayadi ingin menjadikan provinsi yang di huni lebih kurang 14 Juta penduduk ini menjadi daerah yang bermartabat. Bukan hanya tempat maksiat saja, keberadaan PSK asal negara lain terindikasi terjadinya proses perdagangan manusia secara internasional. Dan jika benar, maka Indonesia khususnya Sumut menjadi tempat manusia manusia yang diperdagangkan itu beraktivitas. Gubernur beserta aparat kepolisian kiranya perlu mempertegas isu miring tentang Capital Building tersebut. Hal ini berkenaan dengan keresahan penulis beserta masyarakat kota Medan maupun Sumatera Utara secara umum tentang berbagai efek yang bisa ditimbulkan jika terjadinya pembiaran aktivitas maksiat terus terjadi di lokasi itu. Jika dilihat regulasi yang ada, Gubernur sejatinya memiliki kekuasaan yang cukup untuk menghentikan seluruh aktivitas yang ada di Capital Building. Bukan hanya itu, Gubernur beserta jajaran pihak keamanan dari kepolisian bisa menetapkan bos dari gedung mewah itu sebagai tersangka jika benar terjadi praktik Prostitusi, Perjudian hingga peredaran narkoba di lokasi yang dimilikinya itu. Dengan dasar hal itu, saya menantang Gubernur sebagai pemimpin Sumatera Utara dengan perangkat lainnya untuk menuntaskan berbagai isu miring terhadap aktivitas yang terjadi di Capital Building. Jika memang benar terbukti sebagai tempat yang penuh maksiat, saya menunggu Capital Building diberikan sanksi seperti Alexis di Jakarta yakni ditutup secara menyeluruh dan dilarang beraktivitas apapun didalamnya. Penulis adalah ketua Badko HMI Sumut